Laporan Dialog Interaktif



Hai, para pembaca setia blogger. Kali ini saya akan membagikan contoh laporan dialog interaktif. Biasanya kelas 9 SMP diberi tugas untuk membuat laporan dialog interaktif. Berikut ini adalah salah satu contohnya :

Televisi                 : Bali TV - Program Acara Ajeg Bali
Narasumber       : Anand Krishna, Wawan, Bisma, Sudharma, Ibu Agung.
Hasil Laporan     :
1.       Tema     :               Kebudayaan
2.       Informasi Tersurat           :
·         Budaya Nusantara tidak akan pernah mati, tapi di sana-sini tenggelam di tengah-tengah budaya asing, tetapi di Bali ini masih utuh masih hidup walaupun kadang2 kita melihat sedikit sekarat dan ini adalah harapan bagi Budaya Nusantara dan harus diangkat oleh Bali sendiri.
·         Kita sendiri yang harus menjaga kebudayaan Indonesia ini, karena bila kita melihat para pemerintah kita sibuk dan dibuat sibuk dengan sekian banyak persoalan, dan para pendidik kita para budayawan kita memiliki agenda masing-masing.
·         Dulu kita ingin melayani dulu baru mendapat kekuasaan sekarang ingin berkuasa dulu. Sekarang mau tidak mau kita harus memulai dengan diri sendiri.
·         Budaya itu dalam konteks yang lebih luas Seorang seniman harus berbudaya, seorang politisi harus berbudaya seorang ekonom seorang pedagang di pasar harus berbudaya budaya bukan sekerdar seni tetapi budaya melunakkan hati kita membuat kita lembut sehingga kita bisa melihat duduk perkara seperti apa dan berpikir jernih tidak langsung main hakim tidak langsung bersikeras tidak langsung memaksakan kehendak.
·         Anak muda sekarang bergaya seperti kebarat-baratan, itu terjadi ketika kita tidak bangga dengan budaya sendiri dan menjadikan budaya sebagaimana seni saja.
·         Kewajiban kita semua adalah membuat anak muda kita bangga akan budaya kita.
·         Orang-orang yang datang dari luar harus menghormati budaya kita budaya lokal. Celakanya adalah kita sebagai orang Indonesia sendiri tidak menghormati budaya kita sendiri. Budaya asal Nusantara. Bahkan di luar Bali lupa budaya lokal kita apa, seolah-olah kita tidak berbudaya sebelumnya.
·         Bukan belive atau kepercayaan melainkan bagaimana kita melakoni agama kita sendiri. Dan ini yang sering terlupakan.
·         Ada kemerosotan dan rasa bangga terhadap budaya peninggalan, mungkin di dlm pratima ada kandungan emas, ada nilai di pasaran. Kita tidak memahami nilai-nilai dan konsep suatu kebijakan yang ada di dalamnya.
·         Keterpurukan yang terjadi di Indonesia ini karena kita melupakan leluhur kita, sejarah bangsa kita dan kita harus mulai dari lingkup yang paling kecil yaitu keluarga kita. Pemda harus ada cadangan anggaran sedikit untuk menulis, mencetak buku-buku, vcd dalam bentuk apa saja.
·         Bahwa tanpa rasa bangga terhadap Nasionalisme yang dikatakan juga oleh Menhan kita dalam suatu wawancara bahwa kita membutuhkan pertahanan non militer kalau tidak negara kita akan hancur.
·         Yang harus kita jaga adalah sectranisme atau sektarian ini harus dijaga. Dengan ada banyaknya sekte sulit untuk mencegah. Kalau dicegah dengan undang-undang, ada satu sekte yang pernah kita larang, dan sekarang akan muncul dengan nama lain. Kita nggak bisa berbuat apa-apa. Cuma bagaimana kita mencegah dan harus dibina harus dijelaskan bahwa kita memiliki satu platform yang sama seperti yang dilakukan oleh Empu Tantular ia tidak akan menampikkan sekte-sekte yang ada. Saat itu yang ada dua sekte itu seandainya ia lahir hari ini maka ia akan menyebutkan Islam, Hindu, Budha, Katholik dan semuanya. Saya kira sekte itu tidak bisa dinafikkan yang bisa kita lakukan adalah membuat mereka sadar bahwa jangan menjadi sektarian. Kelompok-kelompok spiritual ini harus bisa dibedakan. karena sesungguhnya kata spiritual ini tidak bisa dibedakan karena spiritual adalah di atas kelompokisme. Sudah tidak memikirkan kelompoknya. Sekte iya harus memikirkan organisasinya tapi kalau kita berhadapan dengan Mahatma Gandhi sektemu apa, maka ia akan ketawa.
·         100 persen adalah kepentingan politik dan juga kepentingan ekonomi. Politik dipoitisir. Dan sejarah masa lalu yang saya yakin sekali bersama sejarah yang dihilangkan adalah data2 ekonomi kita. Dan data2 itu sengaja dihilangkan saya tidak yakin kita tidak punya tabungan diluar negeri. Raja-raja majapahit pasti punya tabungan di luar negeri. Kita sdh berdagang sampai ke afrika pakai kapal sendiri kita menjual emas rempah-rempah itu uangnya kemana?sengaja dihilangkan bilyet2 giro dihilangkan daftar utang piutang dihilangkan karena pasti ada kelompok yang menikmati semuanya itu. Karena ini baru 3,5 abad yang lalu. Dan di England masih ada perusahaan-perusahaan yang masih berjaya. Uangnya kemana?
·         profesi bukan karena kelahiran tetapi lama kelamaan karena kelahiran. Tapi kita harus jujur pada diri sendiri seperti Abhyasa adalah kelahiran anak seorang penjual ikan yang tidak memiliki kasta dan adalah anak haram. Tetapi dia dapat mencapai kedudukan yang sangat tinggi. Kita menghormati orang karena kelahiran juga dan bukan satu-satunya kriteria. Kemunduran Hindu di India karena sistem kasta.

Kita minder dengan orang asing kita tidak ada salahnya menghargai orang asing seperti Vasudeva Kutumbhakam kita semua adalah satu keluarga besar. Dan ada pertanyaan yang cukup menarik tentang Besakih kita harus cukup bangga dengan itu bahwa masyarakat Internasional menerima hal itu tetapi kita bisa memberikan klosul kita dengan syarat. Seperti contoh Bahwa Taj Mahal itu adalah warisan budaya Bagian2 tertentu makamnya Sahajan ditutup untuk umum ada replika di dalamnya. Sekian banyak candi-candi di India yang hanya bisa dikunjungi hanya ulamanya ada pendetanya kita bisa negosiasi dan jangan lemah dengan nego2 kita. Kita bisa memberikan contoh-contohnya.

Ajeg Bali agama Hindu bukan cuma agama tetapi adalah suatu konsep pedoman hidup. Di India beragama apapun bisa melakukan budaya Hindu yang meliputi Gandahar hingga Astrale. Seorang Hindu tidak pernah bisa menjadi fanatik melainkan bangga karena di sekian banyak kitab suci dalam Bhagavadgita menjelaskan mengatakan jalan manapun yang kau tempuh akan mencapai pada-Ku. Bahkan di Rigveda jauh sebelum Bagavadgita bahwa kebenaran itu satu para bijak menyebutnya dengan berbagai nama.

Kalau kita tidak memahami budaya kita agama kita maka kita tidak bisa memahami pedoman perilaku yang keluar dari agama itu. Lucu sekali berapa banyak orang di Indonesia yang mengaku beragama Hindu yang betul-betul secara jujur pernah melihat kitab suci Hindu. Kenapa tidak bisa diterjemahkan dalam bahasa populer. Sehingga masyarakat bisa mengetahui makna di dalamnya bukan cuma Wisnu sebagai Wisnu, Varuna adalah Varuna. Melainkan makna di baliknya karena ada elemen-elemen alami yang tersirat didalam makna tersebut.

Perpindahan tanah atas nama tertentu, karena banyak orang Bali yang tinggal di rumah kontrakan sementara orang lain banyak memiliki tanah disini. Seharusnya bisa menggunakan hak pakai atau hak guna bangunan. Dan yang terakhir, pendidikan memerankan hal yang sangat penting sekali.
3.       Informasi tersirat             :
·         Budaya Bali harus dihidupkan, demi  keutuhan NKRI. Ini harus dimulai dari diri kita sendiri. Karena memang kita yang harus memulainya.
·         Anak muda sekarang sudah bergaya kebarat-baratan. Jadi tugas kita adalah harus merubah kebiasaan kita yang selalu bergaya kebarat-baratan, menjadi memakai bahasa daerah sendiri.
·         Kebanyakan sejarah jaman dulu banyak dilupakan dan ada yang hilang. Bisa saja ada sebagian sejarah yang sengaja dihilangkan demi kepentingan tertentu.
·         Kita harus selalu menghidupkan atau memakai kebudayaan Indonesia.
4.       Kesimpulan        :
·         Kita harus menjaga kelestarian budaya Bali-Indonesia yang lama-kelamaan ini makin hilang dan sudah tidak lagi dipakai dan dihormati oleh rakyat Indonesia ini sendiri.


5.       Naskah berita :
Budaya Nusantara tidak akan pernah mati, tapi di sana-sini tenggelam di tengah-tengah budaya asing, tetapi di Bali ini masih utuh, masih hidup walaupun kadang-kadang kita melihat sedikit sekarat dan ini adalah harapan bagi Budaya Nusantara dan harus diangkat oleh Bali sendiri. Ini harus di mulai oleh diri kita sendiri. Kita sendiri yang harus menjaga kebudayaan Indonesia ini, karena bila kita melihat para pemerintah kita sibuk dan dibuat sibuk dengan sekian banyak persoalan, dan para pendidik kita, para budayawan kita memiliki agenda masing-masing. Dulu kita ingin melayani dulu baru mendapat kekuasaan sekarang ingin berkuasa dulu. Sekarang mau tidak mau kita harus memulai dengan diri sendiri.
Budaya itu dalam konteks yang lebih luas. Seorang seniman harus berbudaya, seorang politisi harus berbudaya, seorang ekonom, seorang pedagang di pasar harus berbudaya. Budaya bukan sekerdar seni tetapi budaya melunakkan hati kita membuat kita lembut sehingga kita bisa melihat duduk perkara seperti apa dan berpikir jernih tidak langsung main hakim tidak langsung bersikeras tidak langsung memaksakan kehendak.
Anak muda sekarang bergaya seperti kebarat-baratan, itu terjadi ketika kita tidak bangga dengan budaya sendiri dan menjadikan budaya sebagaimana seni saja. Kewajiban kita semua adalah membuat anak muda kita bangga akan budaya kita. Buka cuman kita yang harus menghormati budaya sendiri, orang-orang yang datang dari luar harus menghormati budaya kita, budaya lokal. Celakanya adalah kita sebagai orang Indonesia sendiri tidak menghormati budaya kita sendiri. Budaya asal Nusantara. Bahkan di luar Bali lupa budaya lokal kita apa, seolah-olah kita tidak berbudaya sebelumnya.
Teman-teman kita di daerah lain terkadang tidak bangga akan budayanya. Dan kita sering berbuat konyol dengan membawa nama agama. Dan tidak sesuai dengan ajaran apa mungkin ada kesalahan dalam menafsirkan. Sebenarnya bukan belive atau kepercayaan melainkan bagaimana kita melakoni agama kita sendiri. Dan ini yang sering terlupakan.  
Di Bali sekarang ini ada kemerosotan dan rasa bangga terhadap budaya peninggalan, mungkin di dalam pratima ada kandungan emas, ada nilai di pasaran. Kita tidak memahami nilai-nilai dan konsep suatu kebijakan yang ada di dalamnya. Keterpurukan yang terjadi di Indonesia ini karena kita melupakan leluhur kita, sejarah bangsa kita dan kita harus mulai dari lingkup yang paling kecil yaitu keluarga kita. Pemda harus ada cadangan anggaran sedikit untuk menulis, mencetak buku-buku, VCD dalam bentuk apa saja.
Tetapi kita lihat sekarang penanganan SDM justru no 2 jika dibandingkan dengan penanganan fisik. Ini harus kita rubah kita harus menyadarkan pemerintah kita bahwa tanpa rasa bangga terhadap Nasionalisme yang dikatakan juga oleh Menhan kita dalam suatu wawancara bahwa kita membutuhkan pertahanan non militer kalau tidak negara kita akan hancur.
Yang harus kita jaga adalah sectranisme atau sektarian ini harus dijaga. Dengan ada banyaknya sekte sulit untuk mencegah. Kalau dicegah dengan undang-undang, ada satu sekte yang pernah kita larang, dan sekarang akan muncul dengan nama lain. Kita nggak bisa berbuat apa-apa. Cuma bagaimana kita mencegah dan harus dibina harus dijelaskan bahwa kita memiliki satu platform yang sama seperti yang dilakukan oleh Empu Tantular ia tidak akan menampikkan sekte-sekte yang ada. Saat itu yang ada dua sekte itu seandainya ia lahir hari ini maka ia akan menyebutkan Islam, Hindu, Budha, Katholik dan semuanya. Saya kira sekte itu tidak bisa dinafikkan yang bisa kita lakukan adalah membuat mereka sadar bahwa jangan menjadi sektarian. Kelompok-kelompok spiritual ini harus bisa dibedakan. karena sesungguhnya kata spiritual ini tidak bisa dibedakan karena spiritual adalah di atas kelompokisme. Sudah tidak memikirkan kelompoknya. Sekte iya harus memikirkan organisasinya tapi kalau kita berhadapan dengan Mahatma Gandhi sektemu apa, maka ia akan ketawa.
100 persen adalah kepentingan politik dan juga kepentingan ekonomi. Politik dipoitisir. Dan sejarah masa lalu yang saya yakin sekali bersama sejarah yang dihilangkan adalah data2 ekonomi kita. Dan data2 itu sengaja dihilangkan saya tidak yakin kita tidak punya tabungan diluar negeri. Raja-raja majapahit pasti punya tabungan di luar negeri. Kita sdh berdagang sampai ke afrika pakai kapal sendiri kita menjual emas rempah-rempah itu uangnya kemana?sengaja dihilangkan bilyet2 giro dihilangkan daftar utang piutang dihilangkan karena pasti ada kelompok yang menikmati semuanya itu. Karena ini baru 3,5 abad yang lalu. Dan di England masih ada perusahaan-perusahaan yang masih berjaya. Uangnya kemana?
Profesi bukan karena kelahiran tetapi lama kelamaan karena kelahiran. Tapi kita harus jujur pada diri sendiri seperti Abhyasa adalah kelahiran anak seorang penjual ikan yang tidak memiliki kasta dan adalah anak haram. Tetapi dia dapat mencapai kedudukan yang sangat tinggi. Kita menghormati orang karena kelahiran juga dan bukan satu-satunya kriteria. Kemunduran Hindu di India karena sistem kasta. Kita minder dengan orang asing kita tidak ada salahnya menghargai orang asing seperti Vasudeva Kutumbhakam kita semua adalah satu keluarga besar.
Dan ada pertanyaan yang cukup menarik tentang Besakih kita harus cukup bangga dengan itu bahwa masyarakat Internasional menerima hal itu tetapi kita bisa memberikan klosul kita dengan syarat. Seperti contoh Bahwa Taj Mahal itu adalah warisan budaya Bagian2 tertentu makamnya Sahajan ditutup untuk umum ada replika di dalamnya. Sekian banyak candi-candi di India yang hanya bisa dikunjungi hanya ulamanya ada pendetanya kita bisa negosiasi dan jangan lemah dengan nego2 kita. Kita bisa memberikan contoh-contohnya. Ajeg Bali agama Hindu bukan cuma agama tetapi adalah suatu konsep pedoman hidup. Di India beragama apapun bisa melakukan budaya Hindu yang meliputi Gandahar hingga Astrale.
Seorang Hindu tidak pernah bisa menjadi fanatik melainkan bangga karena di sekian banyak kitab suci dalam Bhagavadgita menjelaskan mengatakan jalan manapun yang kau tempuh akan mencapai pada-Ku. Bahkan di Rigveda jauh sebelum Bagavadgita bahwa kebenaran itu satu para bijak menyebutnya dengan berbagai nama.Kalau kita tidak memahami budaya kita agama kita maka kita tidak bisa memahami pedoman perilaku yang keluar dari agama itu. Lucu sekali berapa banyak orang di Indonesia yang mengaku beragama Hindu yang betul-betul secara jujur pernah melihat kitab suci Hindu. Kenapa tidak bisa diterjemahkan dalam bahasa populer.
Sehingga masyarakat bisa mengetahui makna di dalamnya bukan cuma Wisnu sebagai Wisnu, Varuna adalah Varuna. Melainkan makna di baliknya karena ada elemen-elemen alami yang tersirat didalam makna tersebut.Perpindahan tanah atas nama tertentu, karena banyak orang Bali yang tinggal di rumah kontrakan sementara orang lain banyak memiliki tanah disini. Seharusnya bisa menggunakan hak pakai atau hak guna bangunan. Dan yang terakhir, pendidikan memerankan hal yang sangat penting sekali.
6.       Tanggapan          :
·         Menurut saya, pendapat dari Anand Krishna sangat bagus. Karena dengan adanya pemikiran seperti bisa saja membuat masyarakat Indonesia yang menonton dan mendengarkan bisa ikut berpikir dan ikut melestarikan kebudayaan Bali-Indonesia.
·         Sebagian ada negatifnya juga karena pendapatnya tentang hilangnya sebagian data sejarah masa lalu agak seperti menuduh atau menyangkan itu semua sebuah kepentingan tertentu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Napak Tilas Sejarah Tasikmalaya

Laporan Praktikum Kimia (Elektroisis)

NORMALISASI (NORMALIZATION)