Puisi



Definisi Puisi :
                Menurut Usman Awang :
Puisi bukanlah nyanyian orang putus asa yang mencari ketenangan dan kepuasan dalam puisi yang ditulisnya.Tapi puisi ialah satu pernyataan sikap terhadap sesuatu atau salah satuatau keseluruhan kehidupan manusia.
                Menurut A.Samad Said :
Puisi pada hakikatnya adalah satu pernyataan perasaan dan pandangan hidup seorang penyair yang memandang suatu peristiwa alam dengan ketajaman perasaannya.Perasaan tajam inilah yang menggetarkan hatinya, yang menimbulkan semacam gerak dalam daya rasanya.Lalu ketajaman tanggapan iniberpadu dengan sikap hidupnyamengalir melalui bahasa, menjadilah ia sebuah puisi, satu pengucapan seorang penyair.

Fungsi Puisi :
                Menurut Shelley :
Puisi memperkuat organ moral manusia sama seperti pendidikan jasmani yang memperkuat urat-urat dalam badan, dan puisi juga bisa  membawa kita untuk melihat apa yang tidak pernah kita lihat, untuk mendengar apa yang tidak pernah kita dengar.
                Menurut Waldo Emerson :
Puisi mengajar sebanyak mungkin dengan kata sedikit mungkin.

Jenis-Jenis Puisi :
                Menurut zamannya, puisi dibedakan menjadi puisis lama dan puisi baru :

Puisi Lama :
Ciri-cirinya :
       Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
       Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
       Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.
Yang termasuk puisi lama adalah:
       Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
       Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
       Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
       Seloka adalah pantun berkait.
       Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
       Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
       Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.


Puisi Baru :
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
Ciri-cirinya :
       Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
       Himne adalah puisi pujaan unutk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
       Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
       Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
       Romanci adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
       Elegi adalah puisiyang berisi ratap tangis.

Lima Tahap Proses Penulisan Puisi

1.Tahap Mengungkapkan Fakta Diri
                Puisi pada tahap ini, biasanya lahir berdasarkan observasi pada sekitar diri sendiri, terutama pada faktor fisik.Misalnya, pada saat berkaca, maka akan lahir puisi :

Lelaki ganteng
kau memang ganteng
berkulit legam bukan berarti hitam
berambut ikal bukan berarti
tak bisa diluruskan
bisa, walau tak terlalu lama
.

2. Tahap Mengungkapkan Rasa Diri.
Pada tahap ini akan lahir puisi yang mampu mengungkapkan rasa atau perasaan diri sendiri atas obyek yang bersinggungan atau berinteraksi. Perasaan yang terungkap bisa berupa sedih, senang, benci, cinta, patah hati, dan lain-lain, misalnya tatkala melihat meja, akan bisa lahir puisi :

Mejaku sayang
kakimu menghunjam,
luruh rapuh termakan usia,
takmampu kuganti yang baru,
ribuan puisi telah lahir dari dadamu
ku kan selalu sayang pada mu, sahabatku
3. Tahap Mengungkapkan Fakta Obyek Lain.
Pada tahap ini puisi dilahirkan berdasarkan fakta-fakta di luar diri dan dituliskan begitu saja apa adanya, tanpa tambahan kata bersayap atau metafora, misalnya tatkala melihat meja, kemudian muncul gagasan untuk menulis puisi :

Meja tulis
kakimu empat,
tanpa kuping tanpa mata.
hanya kayu persegi empat

Tatkala mendengar lagu, akan terlulis puisi :
               
Nyanyian Rindu,
lagu yang bagus,
suara yang merdu
penyanyinya muda belia

4. Tahap Mengungkapkan Rasa Obyek Lain.
Pada tahap ini penulis puisi mencoba berusaha mengungkapkan perasaan suatu obyek, baik perasaan orang lain maupun benda-benda di sekitarnya yang seolah-olah menjelma menjadi manusia. Misalnya tatkala melihat orang muda bersandar di bawah pohon rindang, dapat terlahir puisi seperti di bawah ini

Semilir Damai
sepoi kantuk memberat
kekar tangan berpeluh kering
ranting menjuntai gembira ria
menghibur yang berdamai santai
mengembara terlena mimpi yang fana

5. Tahap Mengungkapkan Kehadiran  Yang Belum  Hadir.
Pada tahap ini puisi sudah merupakan hasil kristalisasi yang sangat mendalam atas segala fakta, rasa dan analisa menuju jangkauan yang bersifat lintas ruang dan waktu, menuju kejadian di masa depan. Mengungkapkan kehadiran yang belum hadir artinya melalui media puisi, puisi dipandang mampu untuk menyampaikan gagasan dalam menghadirkan yang belum hadir, yaitu sesuatu hal yang pengungkapannya hanya bisa melalui puisi, tidak dengan yang lain. Misalnya cita-cita anak manusia, budaya dan gaya hidup masyarakat di masa depan, dan lain-lain. Salah satu contoh yang menarik adalah lahirnya puisi paling tegas dari para pemuda Indonesia, tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta, atas prakarsa.Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), dalam:
SOEMPAH PEMUDA
       PERTAMA              :               Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah
Indonesia        
       KEDOEA   :             Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa
Indonesia.
       KETIGA    :              Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.

Vocal

       Artikulasi
Pengucapan kata yang utuh dan jelas, bahkan di setiap hurufnya.
       Diksi
Pengucapan kata demi kata dengan tekanan yang bervariasi dan rasa.
       Tempo
Cepat lambatnya pengucapan (suara). Kita harus pandai mengatur dan menyesuaikan dengan kekuatan nafas. Di mana harus ada jeda, di mana kita harus menyambung atau mencuri nafas.
       Dinamika
Lemah kerasnya suara (setidaknya harus sampai pada penonton, terutama pada saat lomba membaca puisi). Kita ciptakan suatu dinamika yang prima dengan mengatur rima dan irama, naik turunnya volume dan keras lembutnya diksi, dan yang penting menjaga harmoni di saat naik turunnya nada suara.
       Modulasi
Mengubah (perubahan) suara dalam membaca puisi.
       Intonasi
Tekanan dan laju kalimat.
       Jeda
Pemenggalan sebuah kalimat dalam puisi.
       Pernafasan
Biasanya, dalam membaca puisi yang digunakan adalah pernafasan perut.

Penampilan
Salah satu factor keberhasilan seseorang membaca puisi adalah kepribadian atau performance diatas pentas. Usahakan terkesan tenang, tak gelisah, tak gugup, berwibawa dan meyakinkan (tidak demam panggung).
       Gerak
Gerakan seseorang membaca puisi harus dapat mendukung isi dari puisi yang dibaca. Gerak tubuh atau tangan jangan sampai klise.
       Komunikasi
Pada saat kita membaca puisi harus bisa memberikan sentuhan, bahkan menggetarkan perasaan dan jiwa penonton.
       Ekspresi
Tampakkan hasil pemahaman, penghayatan dan segala aspek di atas dengan ekspresi yang pas dan wajar.
       Konsentrasi
Pemusatan pikiran terhadap isi puisi yang akan kita baca.Dengan pemaparan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa membaca puisi bukan sekedar menyampaikan arus pemikiran penyair, tapi kita juga harus menghadirkan jiwa sang penyair. Kita harus menyelami dan memahami proses kreatif sang penyair, bagaimana ia dapat melahirkan karya puisi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Napak Tilas Sejarah Tasikmalaya

Laporan Praktikum Kimia (Elektroisis)

NORMALISASI (NORMALIZATION)